BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia
yang perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak. Seperti yang tercantum
dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
“Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.” Dengan kata lain, melalui
pendidikanlah seseorang memperoleh bekal untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai
dengan harapan masyarakat.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan bukanlah hal yang
mudah. Masih banyak hambatan yang muncul dalam pendidikan di Indonesia saat
ini. Masalah utama yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia antara lain
masalah pemerataan, relevansi, efisiensi, serta efektivitas pendidikan. Untuk
mengatasi hambatan tersebut, maka perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan
atau pembelajaran. Peningkatan kualitas tersebut tidak akan dicapai tanda
adanya inovasi-inovasi yang dapat menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan
zaman. Inovasi merupakan suatu siklus yang akan berputar terus-menerus menuju
perbaikan. Inovasi dalam bidang pendidikan atau pembelajaran dapat dilakukan
oleh semua unsur yang terkait dalam sistem pendidikan.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang inovasi
pendidikan atau pembelajaran serta berbagai komponennya, maka dalam makalah ini
akan dibahas tentang ruang lingkup inovasi dalam bidang pendidikan atau
pembelajaran.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai sarana untuk mengetahui ruang lingkup inovasi dalam bidang pendidikan
atau pembelajaran. Sementara tujuan secara khususnya adalah untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok mata kuliah Inovasi Pembelajaran dengan kode mata
kuliah PB0411304.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Inovasi
Istilah “inovasi” berasal dari bahasa Inggris “innovation” yang biasa diartikan segala
hal yang baru atau pembaharuan. Kata “pembaharuan” dalam bahasa Inggris juga
sering diterjemahkan menjadi “discovery” dan
“invention”. Diskoveri adalah
penemuan sesuatu yang sebenarnya sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Sedangkan
invensi adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru.
“An innovation
is an idea for accomplishing some recognition social and in a new way or for a
means of accomplishing some social. (Donald P. Ely (1982)
dikutip Udin S. Sa’ud, 2008)
Sedangkan Udin S. Sa’ud (2008, 3) berpendapat bahwa
inovasi (innovation) ialah suatu ide,
barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang
baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil
invensi maupun diskoveri.
Dari beberapa pendapat tersebut, inovasi dapat
diartikan sebagai segala perubahan yang baru terhadap suatu hal, baik yang
sudah maupun yang belum diketahui orang sebelumnya, yang bertujuan untuk
memperbaiki, melengkapi, ataupun mengganti hal tersebut agar menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
B. Pembelajaran
Istilah “pembelajaran” berasal dari terjemahan kata “instruction”. Pembelajaran digunakan
untuk menggantikan istilah “mengajar, belajar, dan proses belajar mengajar”. Dalam
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.”
Berdasakan
pengertian tersebut, maka istilah “pembelajaran” merujuk pada serangkaian
kegiatan yang memungkinkan terjadinya proses belajar dan mengajar yang
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Karena pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks dimana berbagai
komponen pendidikan terlibat di dalamnya, maka sering istilah pembelajaran
disamakan dengan istilah pendidikan. Hal tersebut tidak salah sebab untuk
mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan suatu pembelajaran baik di rumah, di
sekolah, maupun dalam lingkungan masyarakat. Meskipun cakupan masalah
pendidikan lebih luas dibandingkan masalah pembelajaran, setiap kebijakan yang
dibuat berkaitan dengan pendidikan, akan berdampak langsung pada sistem
pembelajaran yang ada di dalamnya.
C. Inovasi
Pembelajaran
Inovasi
pembelajaran merupakan suatu pembaharuan yang dilakukan dalam bidang pendidikan
atau pembelajaran yang diharapkan dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas
pendidikan agar sesuai dengan tuntutan zaman. Menurut Udin S. Sa’ud (2008, 6),
inovasi pendidikan atau pembelajaran memiliki pengertian sebagai berikut.
1.
“Baru”
yang diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh
penerima inovasi.
2.
“Kualitatif”
berarti inovasi memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali
unsur-unsur dalam pendidikan.
3.
“Hal”
yang berarti pada hakikatnya yang diperbaharui adalah ide atau rangkaian ide
yang bercorak mental.
4.
“Kesengajaan”
yang berarti inovasi harus dilakukan secara terencana, tidak dapat diserahkan
menurut cara-cara kebetulan.
5.
“Meningkatkan
kemampuan” berarti tujuan utama inovasi adalah meningkatkan kemampuan komponen
sistem pendidikan atau pembelajaran.
6.
“Tujuan”
artinya tujuan inovasi harus dirinci dengan jelas agar dapat dievaluasi.
Dari
uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa inovasi pembelajaran harus dapat membawa
perubahan ke arah yang lebih baik. Karena pendidikan maupun pembelajaran
merupakan suatu sistem, maka inovasi pembelajaran juga mencakup komponen atau
unsur sistem pembelajaran.
BAB III
PEMBAHASAN
Inovasi pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu
pembaharuan yang dilakukan terhadap sistem pendidikan. Pembaharuan yang
dimaksud bukan hanya sekedar mengganti sesuatu yang lama dengan yang baru, akan
tetapi pembaharuan tersebut ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah yang
muncul berkaitan dengan pendidikan seperti belum tercapainya pemerataan
pendidikan, rendahnya mutu pendidikan, pembelajaran yang kurang efektif dan
efisien, serta pembelajaran di sekolah yang kurang relevan dengan kebutuhan
dunia kerja. Oleh karena itu, satu-satunya jalan untuk mengatasi hambatan
tersebut adalah dengan mengadakan inovasi-inovasi pada berbagai komponen
pendidikan. Melalui inovasi, akan muncul ide atau gagasan kreatif yang akan
mengantarkan pada kemajuan kualitas pendidikan.
Dunia pendidikan atau pembelajaran adalah suatu
rangkaian atau sistem yang kompleks karena adanya keterkaitan antara berbagai
komponennya. Begitu pula ketika suatu inovasi diterapkan pada sistem
pendidikan, maka setiap komponen juga harus siap melakukan penyesuaian. Untuk
memahami lebih jauh tentang inovasi pembelajaran, berikut ini akan dibahas
berbagai ruang lingkup inovasi dalam bidang pendidikan atau pembelajaran,
termasuk di dalamnya keterlibatan unsur-unsur pendidikan dalam menentukan
berhasil tidaknya suatu inovasi.
1.
Peserta Didik
Peserta didik merupakan
komponen utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar. Dalam
proses pembelajaran, siswa atau peserta didik memiliki karakter serta
kecerdasan atau intelegensia yang berbeda-beda. Pembelajaran yang tepat akan
mampu membantu masing-masing peserta didik untuk dapat mengembangkan dan
memfasilitasi setiap bakat dan minat peserta didik.
Selama ini, pembelajaran di sekolah-sekolah bersifat monoton dan lebih
berpusat pada guru. Akibatnya, peserta didik kurang memiliki ruang untuk
mengembangkan bakat dan minatnya. Sistem penilaian juga disamaratakan
berdasarkan hasil ujian tanpa mempertimbangkan proses yang dilalui. Dengan kata
lain, siswa hanya menjadi objek sistem pembelajaran. Dampak lanjutannya, siswa
kurang memiliki bekal keterampilan yang dibutuhkannya dalam kehidupan nyata.
Masalah tersebut berusaha diatasi dengan melibatkan siswa dalam memperbaiki
sistem pembelajaran. Sebagai hasilnya, saat ini telah muncul beberapa inovasi
pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa seperti pembelajaran kuantum (quantum teaching and learning) dan
pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learning). Dalam inovasi tersebut, anak dianggap sebagai
pribadi yang unik yang berhak mengembangkan kemampuan seluas-luasnya. Siswa
juga dibimbing menjadi peserta didik yang aktif, kreatif, percaya diri, kritis,
dan berani.
Peran peserta didik dalam inovasi
pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya,
karena siswa merupakan tujuan utama diadakan berbagai inovasi dalam dunia pendidikan.
Mereka bisa berperan sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya,
petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu selain sebagai penerima inovasi, sebisa mungkin
peserta didik diajak untuk terlibat mulai dari perkenalan sampai evaluasinya.
Dengan begitu, siswa jugadapat membantu mengurangi resistensi seperti
yang diuraikan sebelumnya.
2.
Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan
pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian
dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di
kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada
tujuan yang hendak dicapai.
Dalam
pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi
pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang
sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan
mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang
diperkenalkan kepada mereka. Karena mereka menganggap inovasi yang tidak
melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan
dan kelancaran tugas mereka.
Oleh karena itu, dalam suatu
inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena
guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik. Guru yang
secara langsung berinteraksi dengan peserta didik harus memiliki ide-ide
kreatif dan inovatif dalam merancang, mengembangkan, dam mengelola sistem
pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan
menggairahkan. Guru juga dapat menerapkan berbagai inovasi dalam bidang
pembelajaran seperti melalui pendekatan pembelajaran kontekstual, pembelajaran
kompetensi, pembelajaran kuantum, atau dapat juga menggabungkan berbagai
pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta
didik.
Dalam inovasi, guru memiliki beberapa peran, yaitu
guru bersikap terbuka dan peka terhadap perubahan dan pembaharuan, guru sebagai
agen pembaharuan dalam inovasi pendidikan, dan guru sebagai adopter atau
penerima inovasi pendidikan. (Sri Rahayu Chandrawati, 2009)
Menurut Rogers (1983:247 dikutip Sri
Rahayu Chandrawati, 2009) terdapat 5 kategori adopter dalam menerima suatu
inovasi, yaitu : (1) Inovator, (2) Pelopor, (3) Pengikut
Awal, (4) Pengikut Akhir, (5) Lagard / Kolot. Inovator yaitu guru berusaha
meneliti dan mencoba tiap gagasan baru. Pelopor yaitu guru akan meneliti dahulu
sebelum memutuskan untuk melakukan gagasan baru tersebut. Pengikut awal yaitu
guru memiliki beberapa pertimbangan dalam menerima gagasan baru, menerima ide
setelah beberapa saat anggota sistem sosial menerima ide. Pengikut akhir yaitu
guru menerima ide setelah beberapa anggota sistem masyarakat menerima ide, biasanya
keputusan menerima dilakukan karena kepentingan ekonomi atau takanan sosial.
Sedangkan legard/kolot/tradisional yaitu orang yang terakhir menerima suatu
gagasan, memiliki pandangan dan wawasan paling sempit dan biasanya referensinya
adalah masa lalu.
3.
Tujuan Pendidikan
Tujuan
pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Jadi, tujuan utama dari sebuah pendidikan adalah
mengembangkan potensi peserta didik. Tujuan pendidikan tersebut harus menjadi
acuan dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan pendidikan. Begitu pula dalam
mengadakan suatu inovasi, tentu harus berdasarkan tujuan utama yaitu kembali
kepada peserta didik.
Selama
ini tujuan pendidikan dilandasi
oleh pandangan hidup orang tua, lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan, masyarakat dan bangsanya. Tujuan
pendidikan diabdikan untuk kebahagiaan individu, keselamatan masyarakat dan
kepentingan negara. Seperti diketahui, bahwa kehidupan ini selalu mengalami pergeseran dan
peningkatan serta perubahan sesuai dengan waktu, keadaan dan kondisinya. Dengan demikian pandangan dan harapan orang tua terhadap pendidikan
sekarang dapat berbeda dengan pandangan orang terhadap pendidikan masa lampau atau waktu yang akan datang. Untuk
itulah, perlunya inovasi dalam bidang pendidikan yang dapat mengakomodasi
setiap kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap pendidikan di masa yang
sekarang maupun yang akan datang. Manusia
Indonesia, warga masyarakat dan warga negara harus dipersiapkan sejak anak masih kecil dengan upaya pendidikan.
4.
Kurikulum
Kurikulum
merupakan suatu pedoman yang digunakan dalam pembelajaran yang berupa rancangan
atau perencanaan mengenai isi, bahan, dan jalannya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kurikulum
dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar
mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum
memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa
adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada di dalamya,
maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu
sendiri. Oleh karena itu, dalam pembahruan pendidikan, perubahan itu hendaknya
sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan
pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan
berjalan searah.
Salah satu usaha yang amat besar dalam memperbaharui kurikulum
terjadi pada kurun waktu tahun enam puluhan (1960-an). Saat itulah disebut era
pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum mencakup semua aspek kurikulum,
seperti mata perlajaran, isi atau konten, proses belajar mengajar, metode,
pengelolaan waktu yang lebih baik, dan perolehan hasil belajar siswa yang lebih
baik. (pidato Prof. Laut, 2008)
Inovasi kurikulum
dan pembelajaran dimaksudkan sebagai suatu idea, gagasan atau tindakan tertentu
dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang diangap baru untuk memecahkan
masalah pendidikan. Masalah-masalah inovasi kurikulum berkaitan dengan azas
relevansi antara bahan pembelajaran dengan kebutuhan siswa, antara kualitas pembelajaran
di sekolah dengan pengguna lulusan di lapangan pekerjaan dll. Berkaitan dengan
mutu secara kognitif, afektif, dan psikomotorik, sedangkan pemerataan yang berhubungan
dengan kesempatan dan peluang, kemudian efisiensi dari segi internal dan eksternal.
(Udin S. Sa’ud, 2008: 87)
Beberapa
inovasi kurikulum yang telah diterapkan saat ini antara lain adanya kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum berbasis
masyarakat, dan kurikulum berbasis keterpaduan. Kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) telah diterapkan sejak tahun 2006 untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) mulai diterapkan tahun
2004 dan sampai saat ini masih digunakan sebagai kurikulum di perguruan tinggi.
Kurikulum berbasis masyarakat diwujudkan dengan adanya muatan lokal. Sedangkan
kurikulum berbasis keterpaduan dapat dilihat pada kurikulum sekolah dasar kelas
rendah.
5.
Media Pembelajaran
Berbicara mengenai media pembelajaran dalam hal ini adalah alat atau sarana
apa saja yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Contohnya buku pegangan
murid dan guru. Tanpa buku pegangan, guru akan sangat sulit untuk mengemukakan
pelajaran walaupun ia adalah seorang guru, begitu pula dengan seorang murid,
informasi yang diperoleh dari seorang guru bisa diperluas dengan informasi dari
buku pegangan yang dimilikinya.
Sebagai akibat dari berkembangnya teknologi
informasi dan komunikasi, berkembang pula berbagai media yang dibutuhkan dalam
mendukung terwujudnya suatu inovasi. Misalnya saja dalam inovasi pembelajaran e-learning
dibutuhkan media seperti komputer dan jaringan internet. Beberapa daerah di
Indonesia masih memiliki keterbatasan dalam mengembangkan media
pembelajarannya, akibatnya juga akan menghambat inovasi yang akan diterapkan.
6.
Fasilitas Pendidikan
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan
dalam dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam
pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut
mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. tanpa adanya fasilitas,
maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan
berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang
esensial dalam mengadakan perubahan dan pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi
pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah,
bangku, meja dan sebagainya.
7.
Metode dan Teknik Komunikasi
Metode adalah cara yang digunakan dalam suatu proses. Yang
dimaksud dalam hal ini tentu saja metode atau teknik yang digunakan dalam
pembelajaran. Misalnya pebelajaran
dapat dilakukan secara tatap muka maupun pembelajaran jarak jauh. Dengan banyaknya perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini sangat menuntut diadakannya inovasi
terhadap metode pendidikan yang sebelumnya hanya tatap muka antara guru dan
peserta didik mengalami perubahan menjadi beberapa jam antara guru dan murid
dalam tatap muka lalu kemudian siswa diberi tugas memanfaatkan berbagai media
informasi dan komunikasi untuk membelajarkan diri. Disinilah diadakan pembaharuan terhadap teknik komunikasi atau metode
dalam proses belajar mengajar. Sebab hakikat belajar yang sebenarnya bukan hanya
terbatas pada interaksi antara guru dan murid, akan tetapi belajar juga dapat
dilakukan di luar lingkungan sekolahnya.
8.
Lingkungan Sosial
Masyarakat
Dalam menerapakan inovasi
pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan
tersebut tetapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam
pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Masyarakat secara langsung atau tidak
langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang
ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih
baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan
masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa
merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan
masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan
pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.
Selama ini, hasil keluaran
peserta didik dari berbagai daerah di Indonesia dirasa belum sesuai dengan yang
diharapkan masyarakat. Banyak peserta didik yang jika dilihat dari segi
kognitif memiliki nilai di atas rata-rata, akan tetapi hal itu belum menjamin
mereka unggul dalam segi afektif maupun psikomotoris. Kurangnya keterampilan
yang dimiliki peserta didik, tentu akan mempersulit mereka dalam menjalani
peran di masyarakat. Untuk itulah, pendidikan atau pembelajaran yang dilakukan
di sekolah harus disesuaikan dengan keadaan masyarakat dimana sekolah tersebut
berada. Dengan begitu, pengetahuan dan keterampilan yang diberikan akan lebih
berguna bagi kehidupan peserta didik.
Globalisasi yang terjadi di
dunia saat ini juga memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perkembangan
kepribadian peserta. Rasa cinta tanah air dan semangat kebersamaan yang selama
ini dijunjung tinggi bangsa Indonesia, semakin lama semakin memudar diantikan
oleh budaya-budaya asing yang belum tentu sesuai dengan jati diri bangsa
Indonesia. Untuk itu juga, inovasi pembelajaran yang berbasis budaya perlu juga
dikembangkan dalam rangka melestarikan keanekaragaman nusantara.
9.
Hasil Pendidikan
Tujuan diadakan suatu
inovasi dalam pendidikan atau pembelajaran adalah untuk meningkatkan mutu dari
pendidikan itu sendiri dengan menyempurnakan berbagai komponennya sehingga
dapat mengurangi bahkan menghilangkan hambatan dalam sistem pendidikan ataupun
pembelajaran. Setiap inovasi yang telah diimplementasikan sudah seharusnya
diadakan suatu evaluasi untuk menilai kebermanfaatan inovasi tersebut. dalam
inovasi pendidikan, evaluasi dapat dilakukan dengan mengkaji apakah inovasi
menghasilkan sesuatu yang diharapkan sebagai perwujudan tujuan inovasi.
Sebagai
contohnya, beberapa inovasi pembelajaran yang dibuat memiliki karakteristik
masing-masing yang diharapkan dapat lebih mengakomodasi kebutuhan serta potensi
peserta didik sehingga tercapai tujuan pendidikan. Inovasi pembelajaran kuantum
dilakukan dengan konsep menata lingkungan belajar yang sesuai dengan cara kerja
otak dan cara belajar manusia pada umumnya. Inovasi pembelajaran kompetensi
dilakukan berdasarkan pengertian bahwa anak sebelum menerima suatu pengetahuan,
telah memiliki sejumlah konsep yang akan membantu mereka memahami apa yang akan
dipelajari. Inovasi pembelajaran kontekstual lebih menonjolkan keaktifan siswa
dalam melakukan sesuatu sehingga memberikan pengalaman yang berharga yang tidak
akan mudah dilupakan oleh siswa. Itu tadi sebagian contoh inovasi dalam
pembelajaran yang pada umumnya mengharapkan hasil pendidikan atau pembelajaran
yang lebih berkualitas pada peserta didik.
BAB
IV
KESIMPULAN
Inovasi pendidikan atau pembelajaran merupakan pembaharuan
yang dilakukan dengan tujuan menyempurnakan sistem pendidikan atau pembelajaran
serta mengatasi hambatan yang muncul dalam pelaksanaan proses pendidikan atau
pembelajaran. Ruang lingkup inovasi pembelajaran meliputi beberapa hal yaitu
peserta didik dan guru sebagai komponen utama pembelajaran, tujuan pendidikan
yang menjadi landasan diadakannya inovasi, kurikulum sebagai sarana
untukmewujudkan inovasi, media pembelajaran yang terus berkembang seiring
zaman, fasilitas pendidikan yang menunjang pelaksanaan inovasi, metode dan
teknik komunikasi yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, lingkungan sosial
masyarakat yang harus dipertimbangkan dalam kebijakan inovasi, serta hasil
pendidikan yang akan menjadi dasar untuk menilai keberhasilan inovasi. Dalam
melaksanakan suatu inovasi pendidikan atau pembelajaran, seluruh komponen dalam
sistem pendidikan atau pembelajaran sedikit banyak juga akan saling
mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Wacana Adhitya.
Chandrawati,
Sri Rahayu. 2009. Peranan Guru Dalam Inovasi Pendidikan. Wordpess.
(Online), (http://chandrawati.wordpress.com/2009/06/02/peranan-guru-dalam-inovasi-pendidikan/,
diakses 15 September 2012).
Laut. 2008. Inovasi
Pidato Ilmiah: Kurikulum Pendidikan di Indonesia. Umnaw.com. (Online),
(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&
cad=rja&sqi=2&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.umnaw.com%2FPidato%2520Ilmiah%2520Prof%2520Laut.rtf&ei=1qBWUIu_DYrirAeM04HIDA&usg=AFQjCNGWZYPG1lgXvgENuXpWayjUCGN5Lw&sig2=L4-w2rJHbORgDurXCH1Cig,
diakses 15 September 2012).
Nurmiati,
Dedeh.
2011. Hakikat Difusi dan Inovasi Pembelajaran (Latar belakang Kehadiran Inovasi
dalam Pembelajaran). Blogspot. (Online), (http://dedehnurmiati.blogspot.com/2011/05/hakikat-difusi-inovasi-pembelajaran.html,
diakses 15 September 2012).
Rosyanti, Ai
Tuti.
2011. Hakikat Difusi dan Inovasi Pembelajaran. Blogspot. (Online), (http://aitutirosyanti.blogspot.com/2011/05/hakikat-difusi-dan-inovasi-pembelajaran.html,
diakses 15 September 2012).
Rubiherlan,
Yusuf.
2011. Hakikat Difusi dan Inovasi Pembelajaran. Blogspot. (Online), (http://yusufrubiherlan.blogspot.com/2011/06/hakikat-difusi-dan-inovasi-pembelajaran.html,
diakses 15 September 2012).
Sa’ud, Udin Syaefrudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
izin copas ya ...trimakasih
ReplyDelete