Monday, September 24, 2012

RUMPUN PSIKOLOGI MENTAL


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Perencanaan pembelajaran termasuk kelompok mata pelajaran proses belajar-mengajar yang membahas prinsip-prinsip dan cara-cara merencanakan pengajaran suatu mata pelajaran atau pokok bahasan tertentu. Secara garis besar, perencanaan pembelajaran mencangkup kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan bahan, serta media atau alat apa yang akan diperluakan untuk mendukung pelaksanaan pengajaran tersebut. untuk dapat melakukan hal terseut, seorang guru harus mengetahui dan menguasai konsep-konsep dasar pembelajaran serta beberapa teori dan prinsip yang mendasari proses belajar-mengajar.
Berikut ini akan dibahas salah satu teori yang berhubungan dengan perencanaan pembelajaran di sekolah, yaitu teori psikologi mental. Dalam rumpun teori psikologi mental, terdapat tiga teori psikologi yang terkenal dan banyak berpengaruh terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, yaitu psikologi daya, psikologi tanggapan, dan psikologi naturalisme romantik. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan ketiga teori tersebut yang dirangkum dari berbagai sumber.
B.       Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana untuk mengetahui beberapa rumpun psikologi mental. Sementara tujuan secara khususnya adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Perencanaan Pembelajaran dengan kode mata kuliah PB0411509.




BAB II
PEMBAHASAN

Rumpun Psikologi Mental
            Rumpun teori ini disebut Psikologi Mental karena menurut pandangan para ahli psikologi, individu atau siswa mempunyai kekuatan atau kemampuan yang bersifat mental atau rohaniah. Dalam rumpun ini ada tiga teori psikologi yang terkenal dan banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan pengajaran, yaitu Psikologi Daya, Psikologi Tanggapan, dan Psikologi Naturalisme Romantik.
a.        Psikologi Daya
Psikologi Daya juga disebut Faculty Psychology. Dalam teori psikologi daya, individu atau siswa memiliki sejumlah daya atau kekuatan, seperti daya mengindra, mengenal, mengingat, menanggap, mengkhayal, berpikir, merasakan, menilai, dan berbuat. Daya- daya itu dapat dikembangkan melalui latihan, seperti latihan mengamati benda, gambar, latihan mendengarkan bunyi dan suara, latihan mengingat kata, arti kata, dan letak sesuatu kota dalam peta. Latihan-latihan ini dilakukan melalui berbagai bentuk pengulangan.
Dalam pelajaran pendidikan jasmani atau olahraga, guru-guru banyak menggunakan metode mengajar ini. Guru memberikan latihan secara berulang-ulang, untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berbagai keterampilan seperti: menangkap, melempar, dan memukul bola dalam permainan kasti, loncat tinggi, lompat jauh, lempar lembing, dalam atletik.
Prinsip pembelajaran yang sesuai untuk teori ini adalah prinsip repetisi (pengulangan). Teori psikologi daya berprinsip bahwa daya-daya (mengingat, mengenal, mengkhayal, menilai, dll) yang dimiliki individu atau siswa dapat dikembangkan dengan cara berlatih secara berulang-berulang. Dalam teori ini tidak mengenal prinsip motivasi, pengalaman belajar dan perbedaaan individu karena dianggap tidak relevan.
b.        Psikologi Tanggapan
Psikologi tanggapan disebut juga herbatisme karena pengembangan teori ini adalah seorang ahli psikologi berasal dari Jerman bernama Herbart. Ia menyebut teorinya sebagai teori Vorstellungen, yang dapat diterjemahkan sebagai tanggapan-tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran. Setiap pengalaman, apakah yang diterima melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, dibaca, dipikirkan, dilakukan dan sebagainya akan memberikan bekas di dalam kesadaran. Bekas-bekas ini dapat dimunculkan kembali dalam bentuk tanggapan. Ada tiga bentuk tanggapan, yaitu impresi indra, tanggapan atau bayangan dari impresi indra yang lalu, dan perasaan yang menyertai impresi atau tanggapan tersebut, seperti senang atau tidak senang.
Tanggapan-tanggapan tersebut tidak semuanya berada dalam kesadaran, ada kalanya juga berada dalam ketidaksadaran. Tanggapan-tanggapan itu berbeda-beda kekuatannya dan pengaruhnya terhadap kehidupan individu. Kehidupan individu dipengaruhi oleh tanggapan-tanggapan yang paling kuat.
Menurut teori ini, belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu, yang akan membentuk suatu struktur tanggapan. Tanggapan baru akan mudah diterima dan berada dalam kesadaran seseorang, apabila ada hubungan tanggapan baru tersebut dengan tanggapan-tanggapan yang telah ada, serta karena adanya rasa senang terhadap yang ditanggapinya.
Sebagai contoh, ketika guru ingin menjelaskan tentang materi kepekaan lidah sebagai indera pengecap, maka guru dapat menanyakan makanan-makanan yang memiliki rasa asin, manis, pahit, dan asam untuk memunculkan kembali tanggapan-tanggapan tentang rasa-rasa tersebut (apersepsi). Kemudian, guru bisa membawa contoh makanan yang memiliki berbagai macam rasa dan siswa dapat mencicipinya untuk menunjukkan bagian lidah yang peka. Dengan begitu, setiap kali anak merasakan makanan, ia akan mengingat bagian lidah yang mana yang berfungsi sebagai penerima rasa.
Prinsip-prinsip pembelajaran yang sesuai dengan psikologi tanggapan adalah prinsip repetisi (pengulangan), prinsip korelasi, prinsip motivasi, prinsip kesiapan, dan prinsip apersepsi. Kelima prinsip ini dianggap sesuai karena teori psikologi tanggapan berprinsip bahwa dalam menggunakan metode mengajar tanggapan seorang guru harus menyajikan bahan pengajarannya secara sederhana, menarik dan berulang-ulang serta kait-mengait antara yang satu dengan yang lain.
c.         Psikologi Naturalisme Romantik
Teori psikologi naturalisme romantik berassal dari Jean J. Rousseau. Menurut Rousseau anak memiliki potensi atau kekuatan yang masih terpendam, yaitu potensi berpikir, berperasaan, berkemauan, keterampilan, berkembang, mencari dan menemukan sendiri apa yang diperlukannya. Melalui berbagai bentuk kegiatan dan usaha belajar anak mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Berbeda dengan teori-teori lain, menurut Roesseu anak tidak usah terlalu banyak diatur dan diberi, biarkan mereka mencari dan menemukan dirinya sendiri, sebab menurut dia anak dapat berkembang sendiri.
Prinsip-prinsip pembelajaran yang sesuai adalah prinsip aktivitas siswa, prinsip perkembangan, prinsip perbedaan individu, prinsip motivasi, prinsip pengalaman langsung, dan prinsip kesiapan. Keenam prinsip ini dianggap sesuai karena teori psikologi naturalime romantik berprinsip bahwa seorang guru dalam menyediakan bahan ajaran harus menarik perhatian dan minat anak, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memberi motivasi dan bimbingan sesuai dengan sifat dan kebutuhan anak. Sehingga kegiatan belajar dapat mengaktifkan siswa dan anak dapat berkembang secara optimal.
Konsep- konsep belajar optimal yang mengaktifkan siswa, seperti Cara Siswa Belajar Aktif, Belajar Inkuiri Diskaveri, Pemecahan Masalah, Keterampilan Proses, Belajar Dengan Memanfaatkan Lingkungan, dan sebagai antara lain didasari oleh teori ini. Sebagai contohnya, anak diperintahkan untuk mengamati dan menggambar berbagai jenis kaki binatang yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Guru tinggal bertanya dimana binatang tersebut tinggal atau apa makanannya. Dengan begitu, anak dengan sendirinya dapat menemukan hubungan bentuk kaki binatang dengan habitatnya.











BAB III
KESIMPULAN
Rumpun psikologi mental memandang individu atau siswa mempunyai kekuatan atau kemampuan yang bersifat mental atau rohaniah. Dalam rumpun ini ada tiga teori psikologi yang terkenal, yaitu psikologi daya, psikologi tanggapan, dan psikologi naturalisme romantik. Dalam teori psikologi daya, individu atau siswa memiliki sejumlah daya atau kekuatan. Menurut teori psikologi tanggapan, belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu. Sedangkan menurut psikologi naturalisme romantik, anak memiliki potensi atau kekuatan yang masih terpendam untuk dapat mengembangkan sendiri potensi tersebut.
                                                                                                              





















DAFTAR PUSTAKA

Azhari. Resume Artikel Pengantar Pengajaran PAI Bab IIIA. Scribd. (Online), (http http://www.scribd.com/doc/52083264/Resume-Bab-III, diakses 22 September 2012).
Ibrahim, R & Syaodih, S. 1996. Perencanaan Pengajaran.Jakarta: Rineka Cipta.
Ihsancolank. 2012. Teori dan Prinsip-Prinsip yang Mendasari Pembelajaan. Blogspot. (Online), (http://ihsancolank.blogspot.com/2012/04/perencanaan-pengajaran.html, diakses 22 September 2012).
Rochman, A. 1993. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta:PT.Tiara Wacana.
Syaiful , Drs. 2002. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Think4think. 2008. Teori dan Prinsip-Prinsip yang Mendasari Pembelajaan. Blogspot. (Online), (http://think4think.blogspot.com/2008/09/teori-dan-prinsip-prinsip-yang.html, diakses 22 September 2012).

2 comments: