Thursday, December 5, 2013

Hakikat Pendidikan Jarak Jauh dan Pendidikan Terbuka

A.      Pengertian Pendidikan Jarak Jauh dan Pendidikan Terbuka

1.      Pengertian PJJ (Open Education)
Menurut Mohammad Imam Farisi (2012), secara konseptual PJJ dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek institusional dan aspek personal. Dari aspek institusional, PJJ dapat dimaknai sebagai “sebuah sistem dan proses pendidikan yang antara pendidik peserta didik terpisahkan oleh ruang dan/atau waktu, dan pembelajarannya menggunakan multimedia dan multisumber.”
Dari aspek personal, PJJ dapat dimaknai sebagai “sebuah sistem dan proses pendidikan yang menekankan pada proses belajar mandiri (independent learning), yaitu proses atau aktivitas belajar secara individual (individual learning) dan/atau berkelompok (cooperative learning). Belajar mandiri ini didasarkan pada kemauan, kesiapan dan kemampuan peserta didik untuk belajar secara terkontrol, terarah/terbimbing (self-directed learning), serta atas inisiatif dan prakarsa sendiri.”
Keegan (1990) telah mengidentifikasi 5 (lima) karakteristik utama di dalam PJJ, yaitu:
(1)     Keterpisahan secara “quasi-permanent“ antara pembelajar (teacher, tutor) dengan pebelajar (learner, tutee) selama proses belajar berlangsung
(2)     Terdapat pengaruh organisasi/institusi/lembaga pendidikan dalam perencanaan dan penyiapan bahan ajar, serta penyediaan layanan bantuan belajar
(3)     Penggunaan media untuk mempersatukan antara pembelajar (teacher, tutor) dengan pebelajar (learner, tutee) untuk membawa isi atau konten belajar
(4)     Penyediaan komunikasi dua arah sehingga learner dapat menarik keuntungan darinya atau bahkan mengambil prakarsa untuk berdialog, dan
(5)     Ketidakhadiran kelompok belajar sepanjang proses belajar, sehingga learner atau tutee belajar secara individual dengan kemungkinan sekali-sekali ada pertemuan untuk tujuan pengajaran dan bersosialisasi (tutorial).
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jarak Jauh atau Distance Education adalah suatu sistem pendidikan yang menekankan pada proses belajar mandiri dan penggunaan berbagai media dan sumber belajar dengan pebelajar dan pembelajar tidak berada dalam satu ruang dan waktu, sehingga pembelajaran dilakukan atas dasar kesadaran dan inisiatif sendiri.

2.      Pengertian PT (Open Education)
Pendidikan Terbuka atau Open Education merupakan sistem pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dengan Pendidikan Jarak Jauh. Dewal (1986) menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Terbuka mengacu kepada perubahan struktur organisasi pendidik, menjadi suatu organisasi yang terbuka dalam hal tempat, waktu, materi,  sistem  pembelajaran dan lain-lain.  Di lain pihak, PJJ mengacu kepada sistem penyampaian proses pembelajaran yang tidak terbatas tempat dan waktu. Sehingga, keduanya hampir disamakan pengertiannya.
Maksud dari terbuka dalam hal ini adalah “siswa memilki kebebasan dalam memilih”. Siswa bertanggung jawab terhadap proses belajar mereka, memiliki kebebasan dalam menentukan kecepatan belajar, tempat belajar, waktu belajar dan proses belajar mereka.  Peraturan yang diberikan kepada mereka sangat minimal. 
Dalam PT, ragam pilihan bahan ajar merupakan subjek materi yang dapat dipilih oleh siswa secara bebas termasuk titik mulainya proses belajar, oleh karena itu bahan ajarnya fleksibel. Organisasi pendidikan yang menyelenggarakan SPT biasanya menerima siswa secara terbuka, tanpa ada pra syarat apapun (misal: ijazah), hanya melalui pengakuan dan  penilaian pengalaman  seseorang untuk ekuivalensi mata kuliah (experiential learning). Untuk mempertahankan kredibilitas, organisasi membuat standarisasi kriteria pemberian sertifikat atau kriteria kelulusan, namun siswa dapat menempuhnya dengan berbagai cara sesuai dengan ragam pilihan yang telah disediakan. (Tian Belawati, 1999)
Lebih lanjut, Tian Belawati juga menyebutkan tiga kriteria Sistem Pendidikan Terbuka yaitu sebagai berikut.
1.        Siapa yang akan belajar? Menentukan siswa yang boleh belajar disitu dengan syarat minimal, misal: Open University di Inggris hanya mensyaratkan usia 18 tahun sebagai syarat utama.
2.        Apa yang dipelajari? Program ilmu dan jenjang program yang dapat dipilih siswa, misal: siswa memilih 1 program dari banyak program yang disediakan serta memilih komposisi mata kuliah untuk mencapai ketrampilan sesuai dengan program pilihannya. Siswa juga dapat memilih cara penilaiannya seperti tes tertulis, tes lisan  atau membuat makalah.
3.        Bagaimana siswa belajar? Menjelaskan tentang beragam cara bagaimana siswa dapat belajar. Cara dalam hal ini meliputi waktu untuk belajar (kapan saja), tempat untuk belajar (dimana saja), kecepatan belajar (seberapa cepat), media belajar dan jenis bantuan belajar (tutorial, kelompok belajar, sendiri).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Terbuka merupakan suatu sistem pendidikan yang memiliki asas keterbukaan dalam penyelenggaraannya, baik terbuka dalam aspek peserta didik, media, sumber belajar, maupun dalam aspek metode pembelajaran yang digunakan. Sehingga, pendidikan terbuka juga mendukung prinsip long life education karena memberikan kesempatan belajar bagi semua orang dimanapun dan kapanpun.

B.       Model Pendidikan Jarak Jauh dan Pendidikan Terbuka

Dalam buku Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Tian Belawati (1999) mengungkapkan tiga model pendidikan jarak jauh dan pendidikan terbuka. Model-model tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a.        Model Single Mode
Model PJJ ini banyak digunakan di negara berkembang seperti Indonesia yang telah mendirikan Universitas Terbuka. Model ini telah dikembangkan di berbagai sektor pendidikan seperti Politeknik Terbuka, SMA Terbuka, Pendidikan Swasta Komersial Terbuka dan lain-lain.
Model single model memiliki memiliki karekteristik umum:
(1)     Kurikulum berdasarkan satuan kredit semester dan bahan ajar modular
(2)     Pengembangan dan produksi bahan ajar dilakukan secara tersentralisasi dan disusun secara kontens, dan
(3)     Pertemuan tatap muka untuk membantu penguasaan bahan ajar.
Lembaga melayani siswa jarak jauh saja sehingga staf akademik tidak mengalami konflik loyalitas terhadap siswa tatap muka dan jarak jauh. Sistem semacam ini menciptakan motivasi yang kuat diantara staf untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas PJJ dan PT, bebas dari hambatan pembelajaran konvensional.
b.        Model Dual Mode
Model dual mode banyak dikembangkan di universitas dengan mendirikan suatu unit khusus yang menangani siswa jarak jauh. Dengan model ini ada dua kelompok siswa yaitu yang belajar secara tatap muka di kelas dan mereka belajar secara jarak jauh dengan tatap muka yang minimum.
Model dual mode memiliki kelebihan dan juga keterbatasan dalam pelaksanaannya. Model ini memiliki kelebihan yaitu memiliki landasan dan keterpautan yang kuat  karena staf akademik bertanggung jawab penuh terhadap  sistem pembelajaran. Dalam model ini ada integrasi pembelajaran tatap muka dan jarak jauh sehingga menjamin standar pendidikan, legitimasi dan kredibilitas. Keterbatasan waktu untuk pengembangan bahan ajar menjadi masalah utama, karena staf akademik bertanggungjawab mengajar tatap muka pula. Banyak diantara staf tidak melewati pendidikan dan pelatihan formal dalam bidang pengembangan bahan ajar jarak jauh.
c.         Model Konsorsium
Berbagai persoalan menghendaki pengelolaan PJJ untuk lebih baik, sehingga lembaga PJJ membuat kerja sama melalui konsorsium. Kerjasama ini bertujuan untuk mencapai efesiensi dan ekonomi skala. Konsorsium ini dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan dengan penerbit atau penyiaran, namun kendala sering dihadapi adalah birokrasi lembaga dan ragam iklim organisasi. Selain itu perbedaan filosofi pendidikan, hambatan teknis, serta tekanan keuangan menjadikan kerjasama sulit terwujud. Kekuatan suatu konsorsium terletak pada komitmen untuk melaksanakan pekerjaan tertentu bagi lembaga anggota yang memiliki kesulitan dalam melaksanakan tugas secara mandiri.
Ketiga model tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penyelenggaraan PJJ maupun PT juga mempertimbangkan berbagai aspek seperti kebutuhan pasar, kemampuan lembaga dalam mengelola sistem, sumber daya yang dimiliki, ketersediaan dana, dan lain sebagainya. Sehingga, ketiga model tersebut dapat diterapkan sesuai kebutuhan masing-masing tempat.

C.      Media dan Sumber Belajar yang Digunakan dalam Pendidikan Jarak Jauh dan Pendidikan Terbuka

Dalam pendidikan jarak jauh dan pendidikan terbuka, peranan media dan sumber belajar sangat menentukan dalam keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini telah diketahui sebelumnya bahwa dalam PJJ dan PT pembelajaran terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Sehingga, dalam pelaksanaan PJJ dan PT dituntut adanya media dan sumber belajar yang mampu menjembatani keduanya. Media dan sumber belajar tersebut yaitu sebagai berikut.
a.         Media dan sumber cetak
Media ini merupakan generasi pertama dalam sistem pendidikan. Media ini termasuk fleksibel dalam hal waktu dan tempat serta dapat digabung dengan media lain. Media cetak yang digunakan dalam PJJ dan PT dapat berupa buku yang sudah diterbitkan, modul, buku yang dirancang khusus, buku kerja, pedoman belajar, poster, pamflet, peta, dan lain sebagainya.
Modul
Menurut Suryosubroto (1983: 17) modul adalah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terperinci menggariskan tujuan pembelajaran, topik bahasan, pokok-pokok materi, kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas, peranan guru dalam proses pembelajaran, alat-alat dan sumber yang akan dipergunakan, kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan, lembaran kerja yang harus diisi oleh pebelajar, serta program evaluasi yang akan dilaksanakan.
Modul telah dikembangkan di Indonesia sejak adanya Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). Menurut Suryosubroto (1983), modul dapat berbentuk buku kecil (booklet) yang memuat unsur-unsur sebagai berikut.
a)        Pedoman guru
Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien. Pedoman ini juga memberikan penjelasan berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dari tahap persiapan sampai evaluasinya.
b)        Lembaran Kegiatan
Lembaran kegiatan ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Materi pelajaran disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Selain itu, dalam lembaran kegiatan tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa.
c)        Lembaran kerja
Lembaran kerja digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas-tugas atau masalah-masalah yang harus dipecahkan. Setelah siswa memperlajari lembar kegiatan, mereka harus bekerja atau melaksanakan kegiatan-kegiatan pada lembaran kerja ini.
d)       Kunci lembaran siswa
Maksud diberikannya kunci lembaran siswa ialah agar siswa dapat mengevaluasi sendiri hasil pekerjaannya. Apabila siswa membuat kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya.
e)        Lembaran tes
Lembaran tes yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul  itu. Lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.


f)         Kunci lembaran tes
Tes ini disusun oleh penulis modul yang bersangkutan, sehingga kunci tes ini pun juga dibuat oleh penulisan modul. Gunanya sebagai alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan.
b.        Radio
Media ini merupakan media yang memasyarakat, ia memiliki aksesbilitas yang tinggi. Biaya produksi dengan media ini cukup rendah. Selain itu, media ini memiliki kemampuan dalam menjangkau daerah yang luas dan terpencil. Kelemahan dari media ini adalah peserta didik mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Akan tetapi, saat ini radio dapat bersifat dua arah dengan menggunakan bantuan media telepon.
c.         Televisi
Televisi merupakan media sekaligus sumber belajar yang sangat kaya untuk digunakan dalam PJJ dan PT. Akan tetapi biaya yang dibutuhkan dalam penggunaan media ini sangat besar. Pemanfaatan media TV dalam PJJ dan PT tidak hanya didasarkan pada kemampuannya menyajikan beragam informasi dalam bentuk audio dan video secara bersamaan namun juga kemampuannya untuk menjangkau jumlah besar pemirsa dalam jangkauan wilayah geografis yang relatif luas.
d.        Komputer dan Internet
Komputer telah dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran interaktif antara pebelajar dengan sumber belajar ataupun pebelajar dengan pembelajar. Aplikasi komputer menyediakan fasilitas yang dapat digunakan sebagai sarana menampilkan sumber belajar melalui penggunaan kaset CD, fleshdisk, atau yang lainnya. Apalagi saat ini, penggunaan teknologi internet semakin canggih menjangkau hampir seluruh daerah. Sehingga, pelaksanaan PJJ dan PT menjadi semakin efektif dan efisien. Melalui pemanfaatkan jaringan komputer, pebelajar dan pembelajaran dengan sistem PJJ dan PT dapat melakukan pembelajaran interaktif tanpa terhalang oleh ruang dan jarak.



BAB IV
PENUTUP


A.      Kesimpulan

Pendidikan jarak jauh dan pendidikan terbuka memiliki pengertian yang hampir mirip. Keduanya merupakan sistem pendidikan yang dianggap mampu mengatasi masalah jarak, ruang, dan waktu dalam proses pendidikan. PJJ menekankan pada proses pendidikan yang antara pebelajar dan pembelajar tidak bertatap muka secara langsung. Sedangkan PT menekankan pada sistem pendidikan yang bersifat terbuka dalam berbagai aspek. Sistem PJJ sering dipakai dalam PT dan begitu pula sebaliknya.
Pendidikan jarak jauh dan pendidikan terbuka dapat dilaksanakan dalam tiga model yaitu Single Model, Dual Model, dan Model Konsorsium. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Model tersebut dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing tempat.
Media dan sumber belajar yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh dan pendidikan terbuka sangat beragam. Baik dalam PJJ maupun PT, keberadaan media dan sumber belajar selain guru merupakan hal yang mutlak. Penggunaan multimedia dan multisumber menuntut siswa belajar mandiri. Dalam pelaksanaannya, modul juga salah satu komponen penting dalam mengorganisasi kegiatan siswa atau pebelajar.

B.       Saran

Dalam kenyataan di lapangan, kualitas siswa atau mahasiswa yang melalui pendidikan jarak jauh maupun pendidikan terbuka masih belum mendapatkan kepercayaan sepenuhnya dari masyarakat. Oleh karena itu, lembaga maupun pihak terkait hendaknya terus meningkatkan standar dan kualitas dari program pendidikan yang dilakukan sehingga mampu menciptakan inovasi atau karya yang dapat ditunjukkan pada masyarakat luas.



DAFTAR PUSTAKA


Belawati, Tian. 1999. Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Jakarta :Universitas Terbuka.
Farisi, M.I. 2012. Konsep Belajar Jarak Jauh dan Aplikasinya. Disajikan dalam Orientasi Pengelola Program Pengayaan Pembelajaran Bagi Murid SD Sistem Jarak Jauh. Surabaya: UPBJJ.
Juliardi Dompas. 2012. Pembelajaran Jarak Jauh dan Pembelajaran Terbuka. blogspot.com. (online, http://juliardidompas.blogspot.com/2012/05/pembelajaran-jarak-jauh-dan.html)
Keegan, D. 1990. Foundations of distance education. 2nd ed. London: Routledge.
Suryosubroto. 1983. Sistem Pengajaran dengan Modul. Bina Aksara.

Ulfia Rahmi. 2011. Pembelajaran dengan Modul. wordpress.com. (online, http://tepenr06.wordpress.com/2011/12/01/pembelajaran-dengan-modul/)

No comments:

Post a Comment