A. Pengertian Pendidikan Jarak Jauh dan Pendidikan Terbuka
1.
Pengertian PJJ (Open Education)
Menurut Mohammad Imam Farisi (2012), secara konseptual PJJ dapat dilihat dari dua aspek,
yaitu aspek institusional dan aspek personal. Dari
aspek institusional,
PJJ
dapat dimaknai sebagai “sebuah sistem
dan proses pendidikan yang antara pendidik peserta didik terpisahkan oleh ruang dan/atau waktu, dan pembelajarannya
menggunakan multimedia dan multisumber.”
Dari
aspek personal,
PJJ dapat dimaknai sebagai “sebuah sistem dan proses
pendidikan yang menekankan pada proses belajar mandiri (independent learning),
yaitu
proses atau aktivitas belajar secara individual (individual learning) dan/atau
berkelompok
(cooperative learning). Belajar
mandiri ini didasarkan pada kemauan,
kesiapan
dan kemampuan peserta didik untuk belajar secara terkontrol, terarah/terbimbing (self-directed learning), serta atas
inisiatif dan prakarsa sendiri.”
Keegan (1990) telah
mengidentifikasi 5 (lima) karakteristik utama di dalam PJJ, yaitu:
(1) Keterpisahan
secara “quasi-permanent“ antara pembelajar (teacher, tutor) dengan pebelajar (learner, tutee)
selama proses belajar berlangsung
(2) Terdapat
pengaruh organisasi/institusi/lembaga pendidikan dalam perencanaan dan penyiapan bahan ajar, serta
penyediaan layanan bantuan belajar
(3) Penggunaan
media untuk mempersatukan antara pembelajar (teacher, tutor) dengan pebelajar (learner, tutee)
untuk membawa isi atau konten belajar
(4) Penyediaan
komunikasi dua arah sehingga learner dapat menarik keuntungan darinya atau bahkan mengambil prakarsa
untuk berdialog, dan
(5)
Ketidakhadiran kelompok belajar sepanjang proses
belajar, sehingga learner atau
tutee belajar secara individual dengan kemungkinan sekali-sekali ada pertemuan untuk tujuan pengajaran dan
bersosialisasi (tutorial).
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Jarak Jauh atau Distance
Education adalah suatu sistem pendidikan yang menekankan pada proses
belajar mandiri dan penggunaan berbagai media dan sumber belajar dengan
pebelajar dan pembelajar tidak berada dalam satu ruang dan waktu, sehingga
pembelajaran dilakukan atas dasar kesadaran dan inisiatif sendiri.
2.
Pengertian PT (Open Education)
Pendidikan Terbuka atau Open Education merupakan sistem pendidikan yang tidak dapat
dipisahkan dengan Pendidikan Jarak Jauh. Dewal (1986) menyatakan
bahwa Sistem
Pendidikan Terbuka mengacu kepada perubahan struktur
organisasi pendidik, menjadi suatu organisasi yang terbuka dalam hal tempat, waktu, materi, sistem
pembelajaran dan lain-lain. Di lain pihak, PJJ mengacu kepada
sistem penyampaian proses pembelajaran yang tidak terbatas tempat dan waktu. Sehingga, keduanya hampir
disamakan pengertiannya.
Maksud dari terbuka dalam hal ini
adalah “siswa memilki kebebasan dalam memilih”. Siswa bertanggung jawab
terhadap proses belajar mereka, memiliki kebebasan dalam menentukan kecepatan
belajar, tempat belajar, waktu belajar dan proses belajar mereka. Peraturan yang diberikan kepada mereka sangat
minimal.
Dalam PT, ragam pilihan bahan ajar merupakan
subjek materi yang dapat dipilih oleh siswa secara bebas termasuk titik
mulainya proses belajar, oleh karena itu bahan ajarnya fleksibel. Organisasi
pendidikan yang menyelenggarakan SPT biasanya menerima siswa secara terbuka,
tanpa ada pra syarat apapun (misal:
ijazah), hanya melalui pengakuan dan
penilaian pengalaman seseorang
untuk ekuivalensi mata kuliah (experiential
learning). Untuk mempertahankan kredibilitas, organisasi membuat standarisasi
kriteria pemberian sertifikat atau kriteria kelulusan, namun siswa dapat
menempuhnya dengan berbagai cara sesuai dengan ragam pilihan yang telah
disediakan. (Tian Belawati,
1999)
Lebih lanjut, Tian Belawati juga menyebutkan tiga
kriteria Sistem Pendidikan Terbuka yaitu sebagai berikut.
1.
Siapa
yang akan belajar? Menentukan
siswa yang boleh belajar disitu dengan syarat minimal, misal: Open University di Inggris hanya
mensyaratkan usia 18 tahun sebagai syarat utama.
2.
Apa yang dipelajari? Program ilmu dan jenjang program yang dapat dipilih siswa, misal:
siswa memilih 1 program dari banyak program yang disediakan serta memilih
komposisi mata kuliah untuk mencapai ketrampilan sesuai dengan program
pilihannya. Siswa juga dapat memilih cara penilaiannya seperti tes tertulis,
tes lisan atau membuat makalah.
3.
Bagaimana siswa belajar? Menjelaskan tentang beragam
cara bagaimana siswa dapat belajar. Cara dalam hal ini meliputi waktu untuk
belajar (kapan saja), tempat untuk belajar (dimana saja), kecepatan belajar (seberapa
cepat), media belajar dan jenis bantuan belajar (tutorial, kelompok belajar,
sendiri).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Terbuka merupakan suatu sistem pendidikan yang memiliki asas
keterbukaan dalam penyelenggaraannya, baik terbuka dalam aspek peserta didik,
media, sumber belajar, maupun dalam aspek metode pembelajaran yang digunakan.
Sehingga, pendidikan terbuka juga mendukung prinsip long life education karena memberikan kesempatan belajar bagi semua
orang dimanapun dan kapanpun.
B. Model Pendidikan Jarak Jauh dan Pendidikan Terbuka
Dalam buku Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh, Tian Belawati (1999) mengungkapkan tiga model
pendidikan jarak jauh dan pendidikan terbuka. Model-model tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
a.
Model Single Mode
Model PJJ ini banyak digunakan di negara
berkembang seperti Indonesia yang telah mendirikan Universitas Terbuka. Model
ini telah dikembangkan di berbagai
sektor pendidikan seperti Politeknik Terbuka, SMA Terbuka, Pendidikan Swasta
Komersial Terbuka dan lain-lain.
Model single model memiliki memiliki karekteristik umum:
(1) Kurikulum
berdasarkan satuan kredit semester dan bahan ajar modular
(2) Pengembangan
dan produksi bahan ajar dilakukan secara tersentralisasi dan disusun secara
kontens, dan
(3) Pertemuan
tatap muka untuk membantu penguasaan bahan ajar.
Lembaga
melayani siswa jarak jauh saja sehingga staf akademik tidak mengalami konflik
loyalitas terhadap siswa tatap muka dan jarak jauh. Sistem semacam ini
menciptakan motivasi yang kuat diantara staf untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas PJJ
dan PT,
bebas dari hambatan pembelajaran konvensional.
b.
Model
Dual Mode
Model dual mode banyak dikembangkan di universitas dengan mendirikan suatu unit khusus
yang menangani siswa jarak jauh. Dengan model ini ada dua kelompok siswa yaitu
yang belajar secara tatap muka di kelas dan mereka belajar secara jarak jauh
dengan tatap muka yang minimum.
Model dual mode memiliki kelebihan
dan juga keterbatasan dalam pelaksanaannya. Model ini memiliki kelebihan yaitu memiliki landasan dan keterpautan
yang kuat karena staf akademik
bertanggung jawab penuh terhadap sistem
pembelajaran. Dalam model ini ada integrasi pembelajaran tatap muka dan jarak
jauh sehingga menjamin standar pendidikan, legitimasi dan kredibilitas. Keterbatasan waktu untuk
pengembangan bahan ajar menjadi masalah utama, karena staf akademik
bertanggungjawab mengajar tatap muka pula. Banyak diantara staf tidak melewati
pendidikan dan pelatihan formal dalam bidang pengembangan bahan ajar jarak
jauh.
c.
Model
Konsorsium
Berbagai
persoalan
menghendaki pengelolaan PJJ untuk lebih baik, sehingga lembaga PJJ membuat
kerja sama melalui konsorsium. Kerjasama ini bertujuan untuk mencapai efesiensi
dan ekonomi skala. Konsorsium ini dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan
dengan penerbit atau penyiaran, namun kendala sering dihadapi adalah birokrasi
lembaga dan ragam iklim organisasi. Selain itu perbedaan filosofi pendidikan,
hambatan teknis, serta tekanan keuangan menjadikan kerjasama sulit terwujud. Kekuatan
suatu konsorsium terletak pada komitmen untuk melaksanakan pekerjaan tertentu
bagi lembaga anggota yang memiliki kesulitan dalam melaksanakan tugas secara
mandiri.
Ketiga model tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Penyelenggaraan PJJ maupun PT juga mempertimbangkan
berbagai aspek seperti kebutuhan pasar, kemampuan lembaga dalam mengelola
sistem, sumber daya yang dimiliki, ketersediaan dana, dan lain sebagainya.
Sehingga, ketiga model tersebut dapat diterapkan sesuai kebutuhan masing-masing
tempat.
C. Media dan Sumber Belajar yang Digunakan dalam Pendidikan Jarak Jauh dan Pendidikan Terbuka
Dalam pendidikan jarak jauh dan pendidikan terbuka,
peranan media dan sumber belajar sangat menentukan dalam keberhasilan proses
pembelajaran. Hal ini telah diketahui sebelumnya bahwa dalam PJJ dan PT
pembelajaran terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Sehingga, dalam pelaksanaan
PJJ dan PT dituntut adanya media dan sumber belajar yang mampu menjembatani
keduanya. Media dan sumber belajar tersebut yaitu sebagai berikut.
a.
Media dan
sumber cetak
Media
ini merupakan generasi pertama dalam
sistem pendidikan. Media
ini termasuk fleksibel dalam hal waktu dan tempat serta dapat digabung dengan
media lain. Media cetak yang digunakan dalam PJJ dan PT dapat berupa buku yang
sudah diterbitkan, modul, buku yang dirancang khusus, buku kerja, pedoman
belajar, poster, pamflet, peta, dan lain sebagainya.
Modul
Menurut Suryosubroto (1983: 17) modul adalah satu unit program
belajar mengajar terkecil yang secara terperinci menggariskan tujuan
pembelajaran, topik bahasan, pokok-pokok materi, kedudukan dan
fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas, peranan guru
dalam proses pembelajaran, alat-alat dan
sumber yang akan dipergunakan, kegiatan-kegiatan
belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan, lembaran
kerja yang harus diisi oleh pebelajar,
serta program
evaluasi yang akan dilaksanakan.
Modul telah dikembangkan di Indonesia sejak adanya Proyek
Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). Menurut Suryosubroto
(1983), modul dapat berbentuk buku
kecil (booklet) yang memuat unsur-unsur sebagai berikut.
a)
Pedoman
guru
Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar
pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien. Pedoman ini juga memberikan penjelasan berkaitan dengan kegiatan yang
akan dilaksanakan dari tahap persiapan sampai evaluasinya.
b)
Lembaran Kegiatan
Lembaran kegiatan ini memuat materi pelajaran yang
harus dikuasai oleh siswa. Materi
pelajaran disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan
mudah oleh siswa. Selain itu, dalam lembaran
kegiatan tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa.
c)
Lembaran
kerja
Lembaran kerja digunakan
untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas-tugas atau masalah-masalah yang
harus dipecahkan. Setelah siswa
memperlajari lembar kegiatan, mereka harus bekerja atau melaksanakan
kegiatan-kegiatan pada lembaran kerja ini.
d) Kunci lembaran siswa
Maksud diberikannya kunci lembaran siswa ialah agar
siswa dapat mengevaluasi sendiri hasil pekerjaannya. Apabila siswa membuat
kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali
pekerjaannya.
e)
Lembaran
tes
Lembaran tes yakni alat
evaluasi yang digunakan sebagai pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya
tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu. Lembaran tes
berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang
disajikan dalam modul tersebut.
f)
Kunci
lembaran tes
Tes ini
disusun oleh penulis modul yang bersangkutan, sehingga kunci tes ini pun juga
dibuat oleh penulisan modul. Gunanya sebagai alat koreksi sendiri terhadap
penilaian yang dilaksanakan.
b.
Radio
Media ini merupakan media yang memasyarakat, ia memiliki aksesbilitas yang tinggi. Biaya produksi dengan
media ini cukup rendah. Selain itu, media ini memiliki kemampuan dalam
menjangkau daerah yang luas dan terpencil. Kelemahan dari media ini adalah peserta didik mengalami
kesulitan dalam berkonsentrasi. Akan tetapi, saat ini radio dapat bersifat dua
arah dengan menggunakan bantuan media telepon.
c.
Televisi
Televisi merupakan media sekaligus sumber belajar yang
sangat kaya untuk digunakan dalam PJJ dan PT. Akan tetapi biaya yang dibutuhkan
dalam penggunaan media ini sangat besar. Pemanfaatan
media TV dalam PJJ dan PT
tidak hanya didasarkan pada kemampuannya menyajikan beragam informasi dalam
bentuk audio dan video secara bersamaan namun juga kemampuannya untuk
menjangkau jumlah besar pemirsa dalam jangkauan wilayah geografis yang relatif
luas.
d.
Komputer dan Internet
Komputer telah dimanfaatkan sebagai sarana
pembelajaran interaktif antara pebelajar dengan sumber belajar ataupun
pebelajar dengan pembelajar. Aplikasi komputer menyediakan fasilitas yang dapat
digunakan sebagai sarana menampilkan sumber belajar melalui penggunaan kaset
CD, fleshdisk, atau yang lainnya. Apalagi saat ini, penggunaan teknologi
internet semakin canggih menjangkau hampir seluruh daerah. Sehingga, pelaksanaan
PJJ dan PT menjadi semakin efektif dan efisien. Melalui pemanfaatkan jaringan
komputer, pebelajar dan pembelajaran dengan sistem PJJ dan PT dapat melakukan
pembelajaran interaktif tanpa terhalang oleh ruang dan jarak.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan
jarak jauh dan pendidikan terbuka memiliki pengertian yang hampir mirip.
Keduanya merupakan sistem pendidikan yang dianggap mampu mengatasi masalah
jarak, ruang, dan waktu dalam proses pendidikan. PJJ menekankan pada proses
pendidikan yang antara pebelajar dan pembelajar tidak bertatap muka secara
langsung. Sedangkan PT menekankan pada sistem pendidikan yang bersifat terbuka
dalam berbagai aspek. Sistem PJJ sering dipakai dalam PT dan begitu pula
sebaliknya.
Pendidikan
jarak jauh dan pendidikan terbuka dapat dilaksanakan dalam tiga model yaitu Single Model, Dual Model, dan Model
Konsorsium. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Model
tersebut dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing
tempat.
Media dan
sumber belajar yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh dan pendidikan
terbuka sangat beragam. Baik dalam PJJ maupun PT, keberadaan media dan sumber
belajar selain guru merupakan hal yang mutlak. Penggunaan multimedia dan
multisumber menuntut siswa belajar mandiri. Dalam pelaksanaannya, modul juga
salah satu komponen penting dalam mengorganisasi kegiatan siswa atau pebelajar.
B. Saran
Dalam
kenyataan di lapangan, kualitas siswa atau mahasiswa yang melalui pendidikan
jarak jauh maupun pendidikan terbuka masih belum mendapatkan kepercayaan
sepenuhnya dari masyarakat. Oleh karena itu, lembaga maupun pihak terkait
hendaknya terus meningkatkan standar dan kualitas dari program pendidikan yang
dilakukan sehingga mampu menciptakan inovasi atau karya yang dapat ditunjukkan
pada masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Belawati, Tian. 1999. Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.
Jakarta :Universitas Terbuka.
Farisi, M.I. 2012. Konsep Belajar Jarak Jauh dan Aplikasinya. Disajikan dalam Orientasi Pengelola Program
Pengayaan Pembelajaran Bagi Murid
SD Sistem Jarak Jauh. Surabaya: UPBJJ.
Juliardi
Dompas.
2012. Pembelajaran
Jarak Jauh dan Pembelajaran Terbuka. blogspot.com.
(online, http://juliardidompas.blogspot.com/2012/05/pembelajaran-jarak-jauh-dan.html)
Keegan, D. 1990. Foundations of distance education. 2nd
ed. London: Routledge.
Suryosubroto. 1983. Sistem Pengajaran dengan Modul. Bina Aksara.
Ulfia
Rahmi.
2011. Pembelajaran dengan Modul. wordpress.com. (online, http://tepenr06.wordpress.com/2011/12/01/pembelajaran-dengan-modul/)
No comments:
Post a Comment