Monday, August 13, 2012

SEMESTER I


Membentuk diri (bagian 1)
Perubahan sikap, itu yang aku rasakan setelah satu semester menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswa strata satu. Aku merasa bahagia dapat memenuhi janjiku untuk menutup diri meskipun baru dalam lingkup universitas. Aku merasa Tuhan memiliki tujuan lain memasukkanku ke jurusan PGSD. Di kampusku, sebagian besar mahasiswi telah menutup diri mereka sehingga terlihat sangat indah dan pantas disebut sebagai “calon guru”. Dalam perkuliahan, mahasiswi dilarang memakai celana ataupun pakaian yang kurang sopan. Mengingat bagaimana penampilanku ketika masih SMA, peraturan tersebut benar-benar akan merubahku. Aku harus mengganti pakaianku dari celana jeans mnjadi rok panjang, mengganti kaos dengan baju berkerah, dan mengganti sepatu ket dengan pantofel. Semua itu menjadikanku seorang wanita seutuhnya.(^_^)
Meskipun secara fisik aku telah berubah, menutup diri dengan pakaian muslimah, aku masih memiliki karakter tomboi sebagai seorang wanita. Aku menyadari keadaan ini tidaklah menguntungkan untuk peranan yang aku jalankan. Tetapi, keadaan tersebut sedikit demi sedikit dapat diatasi dengan adanya kegiatan mentoring wajib di semester awal. Aku melihat bagaimana seorang wanita seharusnya bersikap. Aku melihat betapa anggunnya wanita-wanita yang berlaku lemah lembut. Dari melihat tersebut, aku berusaha belajar dan memahami sisi lain dari diriku. Jika diibaratkan, seperti singa berbulu kucing atau kucing berbulu singa, apalah bedanya buatku karena keduanya bagian dari diriku. Aku hanya perlu mengendalikannya dan menempatkannya dengan benar. Aku menyadari menjadi seorang wanita seutuhnya dan seorang calon guru itu memang tidak mudah untuk orang awam sepertiku.
Beasiswa tahap pertama telah cair. Satu hal yang aku butuhkan, yaitu komputer, leptop, netbook, notebook, atau sejenisnya. Aku harus segera memilikinya karena itu salah satu kebutuhan utama seorang mahasiswa. Uang yang seharusnya untuk kebutuhan sehari-hari habis dalam sehari. Kasihan juga kedua orang tuaku yang masih harus membiayai kost dan lain-lain, meskipun biaya kuliah sepenuhnya gratis. Aku ini orang yang mudah sekali memikirkan segala sesuatu secara berlebihan. Karena itu, aku yang masih menjadi beban orang tua dan membuat mereka selalu terjebak hutang sungguh hal yang harus aku sadari.
Semakin dewasa, sepertinya pikiran akan semakin mudahdiliputi kecemasan. Hal itu membuatku ingin lebih mengenal Tuhanku. Yang tadinya aku pemalas dalam mempelajari agama, menjadi rajin dalam sebuah keingintahuan yang besar dalam mencari makna hidup ini. Aku yakin Tuhan tak kan meninggalkan hamba yang ingin dekat dengan-Nya. Aku seorang gadis yang dengan percaya diri menempuh satu jam jalan kaki pulang pergi dari dan ke kampus. Tapi, aku juga gadis penakut yang merasa dirinya lebih kecil di antara yang lain. Sepertinya aku punya kepribadian yang berubah-ubah, atau aku sendiri yang belum memahmi sifatku sepenuhnya. Aku kadang berfikir rasanya menjadi orang lain, apakah semua perasaan ini juga dialami oleh mereka. Memang benar, sepertinya aku hanya gadis lugu yang baru mengenal dunia ini.

No comments:

Post a Comment